Waisak 2564 BE Tahun 2020 - Berita - Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora

Publikasi Kabupaten Blora Dalam Angka 2024 dapat diunduh di sini; Pelayanan Statistik Terpadu Online dapat melalui : email bps3316@bps.go.id dengan subyek Permintaan Data atau melalui website pst.bps.go.id; Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kab. Blora dapat dikunjungi setiap hari kerja  pada pukul 08.00 – 15.30 WIB; Pelaporan Layanan yang Tidak Sesuai Prosedur dapat dilakukan melalui lapor.go.id

Waisak 2564 BE Tahun 2020

Waisak 2564 BE Tahun 2020

7 Mei 2020 | Kegiatan Statistik Lainnya


Agama Buddha merupakan salah satu agama tertua yang ada di dunia. Agama Buddha atau Buddhisme adalah agama terbesar keempat di dunia dengan lebih dari 520 juta pengikut, atau lebih 7% populasi dunia, yang dikenal sebagai Buddhis. Agama Buddha meliputi beragam tradisikeyakinan dan kepercayaan, dan praktik spiritual yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran-ajaran awal yang dikaitkan dengan Buddha dan menghasilkan filsafat yang ditafsirkan. Agama buddha berasal dari India, tepatnya Nepal sejak abad ke-6 SM dan tetap bertahan hingga sekarang. Agama Buddha berkembang cukup baik di daerah Asia dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara, seperti TaiwanThailandMyanmar dan lainnya. Agama Buddha kemudian juga masuk ke nusantara (sekarang Indonesia) dan menjadi salah satu agama tertua yang ada di Indonesia saat ini.

Agama Buddha pertama kali masuk ke Nusantara (sekarang Indonesia) sekitar pada abad ke-5 Masehi jika dilihat dari penginggalan prasasti-prasasti yang ada. Agama Buddha diduga pertama kali dibawa oleh pengelana dari China bernama Fa Hsien. Kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di Nusantara adalah Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 sampai ke tahun 1377. Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah AtisaDharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan.

Jejak arsitektur agama Buddha di Kabupaten Blora bisa kita lihat dengan adanya Candi Kuwung. Dan adanya tukang tambang yang melayani penumpang dari dan ke Desa Ngloram, Blora, Jawa Tengah ke Desa Nogong, Bojonegoro, Jawa Timur. Hal tersebut sebagai bukti profesi masyarakat pada masa Hindu-Buddha sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan pendekatan kajian etnoarkeologi yang dilakukan oleh Badan Arkeologi Yogyakarta untuk mengetahui letak kampung dan kehidupan nelayan masa Majapahit.

Penganut agama Buddha menjadi terbesar kelima di Kabupaten Blora dengan jumlah penganut sebesar 282 orang pada tahun 2019. Penganut agama terbesar di Kabupaten Blora masih didominasi oleh penganut agama Islam sebesar 924.788 orang, kemudian diikuti oleh penganut agama Kristen Protestan sebesar 8.246 orang, Katolik sebesar 3.065 orang, Lainnya 405 orang dan yang terakhir adalah penganut agama Hindu 69 orang.

Sedangkan penganut agama Buddha di Kabupaten Blora tersebar di 8 kecamatan dari total 16 kecamatan. Tiga kecamatan dengan penganut agama Buddha terbesar ditempati oleh Kecamatan Blora Kota 144 orang, Kecamatan Cepu 63 orang, dan Kecamatan Kunduran 55 orang. Walaupun tersebar di 8 kecamatan, namun Vihara sebagai tempat peribadatan mereka hanya ada 3 buah dan berada di Kecamatan Blora Kota 1 buah, Kecamatan Jepon 1 buah dan Kecamatan 1 buah.

Salah satu hari raya agama Buddha adalah hari raya Trisuci Waisak. Kata “Waisak” sendiri berasal dari bahasa Pali “Vesakha” atau di dalam bahasa Sansekerta disebut “Vaisakha”. Nama “Vesakha” sendiri diambil dari bulan dalam kalender buddhis yang biasanya jatuh pada bulan Mei kalender Masehi. Namun, terkadang hari Waisak jatuh pada akhir bulan April atau awal bulan Juni. Pada tahun 2020 Hari Raya Waisak diperingati pada tanggal 7 Mei 2020.

Hari Raya Waisak sendiri dikalangan umat Buddha sering disebut dengan hari raya Trisuci Waisak. Disebut demikian karena pada hari Waisak terjadi tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Pertapa Gautama, dan mangkatnya sang Buddha Gautama. Tiga kejadian tersebut—kelahiran, penerangan, kematian— terjadi pada hari yang sama ketika bulan purnama di bulan Waisak.

Biasanya pada hari waisak, umat Buddha merayakannya dengan pergi ke vihara dan melakukan ritual puja-bhakti. Harus dimengerti bahwa umat Buddha melaksanakan ritual puja-bhakti adalah bertujuan untuk mengingat kembali ajaran sang Buddha, menyontoh perilaku sang Buddha dan melaksanakan ajaran agama Buddha. Bagi umat Buddha, hal tersebut berarti menaati peraturan moral, seperti menghindari pembunuhan makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berbohong dan mabuk-mabukkan. Selain kelima larangan tersebut, umat Buddha ketika hari Waisak biasanya mengembangkan cinta-kasih dengan cara membantu fakir-miskin atau mereka yang membutuhkan, melepas hewan (biasanya burung) sebagai simbol cinta-kasih dan penghargaan terhadap lingkungan, serta merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan apakah baik atau buruk sehingga diharapkan di masa mendatangkan tidak mengulangi perbuatan yang buruk yang dapat merugikan. Waisak sebagai sebuah hari raya agama Buddha bisa memberikan contoh yang positif kepada setiap orang. Contoh positif yang dapat diteladani adalah pengembangan cinta-kasih kepada setiap makhluk hidup.

 

Selamat Hari Raya Waisak 2564 BE Tahun 2020

Sabbe Satta Bhayantu Sukhitatta

Semoga semua makhluk berbahagia

Sadhu,,, Sadhu,,, Sadhu,,,

 

Sumber: Wikipedia Indonesia, dhammacitta.org, jurnalarkeologi.kemdikbud.go.id dan Blora Dalam Angka 2020

(Kontributor: Tenry)

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora (Statistics of Blora Regency)Jalan Rajawali Nomor 12 Blora 58211 Telp. & Faks (0296)531191 Homepage. http://blorakab.bps.go.id/ e-mail: bps3316@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik