15 Februari 2021 | Kegiatan Statistik
2020
bisa dikatakan tahun terberat sepanjang dua puluh tahun terakhir ini, Pandemi
covid-19 yang melanda hampir semua negara di belahan dunia, mau tidak mau mau
tidak mau akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negeri.
Pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu peningkatan
dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa atau
sebuah proses dari perubahan kondisi perekonomian yang terjadi di suatu negara
secara berkesinambungan untuk menuju keadaan yang dinilai lebih baik selama
jangka waktu tertentu. Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan pertumbuhan ekonomi dan
prosesnya dalam jangka panjang, penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor itu
berinteraksi satu dengan yang lainya, sehingga dapat menimbulkan terjadinya
proses pertumbuhan. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada
perubahan yang bersifat kuantitatif dan biasanya diukur dengan menggunakan data
produk domestik bruto atau pendapatan output perkapita.
Tahun
2020 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan sebesar minus
2,07 persen, sementara di Jawa Tengah angka penurunannya lebih tinggi dari pada
nasional yakni sebesar minus 2,65 persen. Ada 10 dari 17 sektor perekonomian
menyumbangkan kinerja negatif akibat dampak dari pandemi virus corona. Sektor
yang paling berdampak sepanjang 2020 dari sektor produksi yakni kelompok
transportasi dan pergudangan yang mengalami gejolak hingga 15,04 persen.
Seperti kita ketahui, sektor transportasi mengalami penurunan drastis selama
musim pandemi. Mulai dari Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM), Work
From Home (bekerja dari rumah), StudyFrom Home (sekolah dari rumah), pelarangan
mudik, dan pembatasan transportasi selama perayaan hari besar menekan kinerja
seluruh lapangan usaha,utamanya Transportasi dan Pergudangan yang bergantung
pada mobilitas masyarakat.
Sektor berikutnya yang mengalami
penurunan yakni akomodasi dan makanan minuman yang tercatat mengalami minus
10,22 persen. Beberapa fenomena yang menyebabkan akomodasi dan makanan minuman
mengalami pergerakan cukup dalam di antarnaya tingkat hunian kamar turun,
jumlah wisatawan mancanegara mengalami penurunan 75 persen dan tutupnya sejumlah
hotel dan restoran selama pandemi Covid-19. Industri pengolahan minus 2,93
persen, perdagangan minus 3,72 persen, konstruksi minus 3,26 persen,
pertambangan dan penggalian minus 1,95 persen. Lalu, sektor jasa lainnya minus
4,1 persen, jasa perusahaan minus 5,44 persen, serta pengadaan listrik dan gas
minus 2,34 persen.
Sementara itu sektor yang masih
mengalami pertumbuhan yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 1,75
persen, jasa keuangan dan asuransi naik 3,25 persen, informasi dan komunikasi
naik 10,58 persen, termasuk jasa pendidikan naik 2,63 persen. sektor real
estate naik 2,32 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial naik 11,6 persen,
serta pengadaan air naik 4,94 persen. Jasa Kesehatan dan kegiatan sosial naik
tinggi 11,6 persen karena pencairan pembayaran insentif Covid-19 untuk tenaga
kesehatan, peningkatan pendapatan rumah sakit untuk pelayanan Covid-19.
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora (Statistics of Blora Regency)Jalan Rajawali Nomor 12 Blora 58211 Telp. & Faks (0296)531191 Homepage. http://blorakab.bps.go.id/ e-mail: bps3316@bps.go.id
Tentang Kami