Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha (Jilid 2)

Pandemi Covid-19 telah berdampak pada perubahan tatanan kehidupan sosial serta menurunnya kinerja ekonomi di sebagian besar negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Untuk itu, diperlukan data yang valid dan akurat sebagai kunci utama menuju sukses dalam upaya program pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi ini. Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha merupakan experimental statistics yang bertujuan untuk menyediakan indikator terkini tentang pelaku usaha (usaha atau perusahaan) yang terdampak pandemi Covid-19. Survei ini dilakukan secara daring dan diharapkan mampu memberikan gambaran informasi kondisi perusahaan dari berbagai aspek, seperti operasional, tenaga kerja, pendapatan, kendala, yang dialami, adaptasi, dan optimisme usaha. Pada Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha yang pertama, banyak sektor yang tidak beroperasi seperti biasanya di jawa Tengah. Yang paling parah adalah sektor pendidikan yang hanya dapat beroperasi 28,1 persen biasanya. Sektor konstruksi hanya dapat beroperasi 35,7 persen, sektor jasa perusahaan 38,9 persen, dan sektor industri pengolahan 45 persen dari biasanya. Hal tersebut secara pasti berdampak juga terhadap pengurangan jumlah tenaga kerja pada perusahaan. Sektor yang paling banyak melakukan pengurangan tenaga kerja adalah sektor konstruksi (56,3 persen) dan sektor industri pengolahan (52,1 persen). Meskipun belum jelas kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, namun 8 dari 10 perusahaan yang menjawab pertanyaan dalam survei tersebut menjawab tetap optimis bahwa usaha mereka akan pulih maksimal 6 bulan ke depan. Untuk menjawab hal tersebut, BPS kembali mengadakan Survei Dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha JILID 2 yang dilaksanakan 8-19 Oktober 2020. Tujuan dari survei tersebut adalah menghasilkan data statistik terkini yang akan menjadi informasi bagi pemerintah terkait penanganan Covid-19 bagi dunia usaha. Survei dapat diakses melalui https://survey.bps.go.id/open/covid19. (Kontributor: Novita)