Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) 2021

Kebutuhan akan data statistik di bidang pertanian yang lebih lengkap, lebih baik, lebih murah dan lebih cepat merupakan tantangan bagi Badan Pusat Statistik. Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) 2021 merupakan jawaban akan tantangan tersebut. SITASI mengadopsi Agricultural Integrated Survey (AGRIS) – FAO yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Karena menggunakan referensi internasional sehingga kualitas indikator yang dihasilkan menjadi lebih baik dan dapat terbandingkan dengan negara-negara lain.

SITASI bertujuan untuk menyediakan data dasar untuk memantau indikator-indikator dalam Sustainable Development Goals (SDG’s), yaitu:

-  volume produksi per unit tenaga kerja menurut subsektor

-  pendapatan rata-rata usaha pertanian skala kecil menurut jenis kelamin dan status kewarganegaraan

-  perubahan tahunan lahan kritis

-  persentase penduduk dengan kepemilikan atau hak yang terjamin atas lahan pertanian (dari total populasi pertanian), berdasarkan jenis kelamin.

Selain indikator di  atas, SITASI juga berkontribusi pada 15 indikator SDG’s lainnya khusus untuk sub populasi yang berhubungan dengan unit usaha pertanian.

SITASI 2021 dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia, mencakup 513 kabupaten/kota (selain Kota Jakarta Pusat). Di Kabupaten Blora sendiri, rangkaian kegiatan SITASI 2021 dimulai dengan pelatihan petugas pada tanggal 13-15 September 2021. Pelatihan yang dilaksanakan secara daring ini dimaksudkan agar petugas memiliki kesamaan tentang pemahaman konsep dan definisi, demi menghasilkan data yang berkualitas.

Setelah kegiatan pelatihan, Petugas mulai turun ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan Updating Pemutakhiran pada tanggal 20-30 September yang bertujuan untuk mendapatkan populasi unit usaha sebagai kerangka pemilihan sampel unit usaha. Sedangkan untuk Pencacahan Sampel dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober – 23 November 2021. Semua Petugas SITASI yang turun ke lapangan dibekali dengan APD dan sudah melakukan swab antigen terlebih dahulu. (Kontributor: Rosyida Dwi)